Thursday, December 31, 2009

FF: Saranghae, My Bestfriend

Posted by Destyy's world at 9:01 AM
Request-an dari Desty. from QeeQee Sung-rin



FanFic








Cast:
> Desty
> Lee Hyukjae/Eunhyuk
> Kim Youngwoon/Kangin
> Choi Siwon

“Candy!!! Cepatlah sedikit!!!” teriak Eunhyuk dari jauh.
“sudah ku bilang jangan panggil aku Candy!! Tunggu sebentar... Sepatu kiriku hilang!!!” jawab desty balas berteriak. Lalu terdengarlah suara tawa jahil yang tidak lain adalah tawa penuh kemenangan dari Eunhyuk. aku melihat sepatu kiriku ditenteng oleh Eunhyuk.
“Kau!!!! Grrrhhhh….!!!!”
BUUKKK!!! Sepatu kananku melayang ke kepala Eunhyuk. Lemparanku tepat sasaran.
“Mianhae!!! Hahahaa!!!”. Eunhyuk masih tidak bisa menyembunyikan tawa kepuasannya.
“tidak mau!!! Bawakan kedua belah sepatuku kesini...!!” ancamku.
“Baiklah......” Eunhyuk kembali sambil membawakan sepatuku.
Itulah pemandangan keseharian aku dengan Eunhyuk. Kalian bertetangga dan bersahabat sejak kecil. Eunhyuk memang jahil tapi ia adalah sahabat yang sangat baik. Eunhyuk selalu memanggilku Candy, aku benci sebutan itu karena aku benci permen... tapi karena hal itulah Eunhyuk memanggilku begitu. Kami selalu pergi bersama berjalan kaki untuk bekerja sambilan disebuah toko roti milik Kangin.

“Oppa, bagaimana kabar Siwon~Oppa???” kataku membuka pembicaraan diperjalanan.
“Siwon? Kau menyukainya ya???” goda Eunhyuk. aku hanya tersipu tapi berusaha menutupinya. aku baru menyukai Siwon sejak dua minggu yang lalu, aku bertemu dengannya ketika ia berada dirumah Eunhyuk dan aku juga sedang berada dirumahnya.
“Apa salahnya bertanya kabar tentang dia??? Kau kan sekelas dengannya..”
“baiklah... akan ku sampaikan salammu padanya...”
“Apa-apaan kau? Haduuuh tugas akhir tahun yang diberikan pak guru benar-benar membunuhku. Aku hanya punya waktu satu hari penuh pada tanggal 1 Desember untuk mengerjakannya, hari itu kan Toko Roti tutup.” aku berusaha mengalihkan bahasan. Tapi Eunhyuk tidak memperhatikanmu malah ia makin memojokkanmu.
“Candy... ayolah... tidak usah malu padanya....”
“Whuaa...kauuu.. Arrgghh.... aku capek bicara denganmu..” aku mendengus. Lalu mempercepat langkahku memasuki toko roti.

Siwon berbelanja di toko roti ini. Siwon tidak sendirian tetapi bersama seorang gadis. aku tidak tahu siapa dia. Mereka berpegangan tangan. Saat itulah aku terdiam, keinginanku untuk lebih dekat dengan Siwon sirna bergitu saja.
“Hey!!!” aku terperanjat tiba-tiba Eunhyuk datang menghampiriku, mencubit pipiku, dan langsung lari..
“Hyukkie~Oppaaaa.......!!!” geramku sambil memegangi pipiku yang merah. Eunhyuk menertawakanku.

Ketika diperjalanan pulang,
“tadi aku melihat Siwon bersama seorang gadis. Apa itu pacarnya??” tanyaku sambil menghentikan langkahku.
“Hmmm.... memangnya kenapa?” Eunhyuk balik bertanya.
“Tidak apa-apa....” jawabku lirih. Eunhyuk memutar langkahnya menuju taman kota yang tidak jauh dari situ. aku mengikutinya tanpa pikir panjang.
“Duduk dulu...” Katanya. Kami lalu duduk dikursi taman tersebut.
“Maafkan aku, aku tidak memberi tahu mu bahwa Siwon baru saja jadian dengan gadis tadi kemarin.” Wajah Eunhyuk berubah sendu. aku diam, tidak biasanya aku melihat wajah Eunhyuk seperti itu. Eunhyuk menghela napas lalu meneruskan kata-katanya. “Aku tidak mau membuat mu sedih, tapi kejadian tadi justru memperburuk perasaanmu. Sekali lagi aku minta maaf.”
“Tidak... itu bukan salahmu. Lagipula terlalu mustahil aku bisa menjadi pacar Siwon~oppa.”
“.......................................................”
Beberapa menit suasana hening. Sesekali aku mendengar Eunhyuk menghela napas, seakan masih ada hal lain yang ingin ia sampaikan. aku pun menunggunya untuk bicara lebih dulu.
“aku menyukai mu... ” kata Eunhyuk tiba-tiba. aku tersentak mendengar apa yang baru ia katakan. Ia meneruskan kata-katanya “Aku baru sadar perasaan ini bukan perasaan biasa.. aku tidak bisa memendamnya lebih lama”
“Oppa, aku....” aku hampir tidak sanggup meneruskan kata-katamu. “Maafkan aku, tapi aku tidak bisa...” jawabku.
Eunhyuk tertunduk sebentar, lalu mengangkat wajahnya sambil tersenyum.
“tidak apa-apa, yang penting aku sudah bisa menyampaikan hal ini...”. lalu ia menyambung “kita masih bisa jadi sahabat kan?” aku mengangguk.

Malam hari dikamarku. Kepala ku masih dipenuhi berbagai perasaan yang bercampur aduk. Semua kejadian hari ini memang kacau. aku melihat orang yang aku sukai bergandengan tangan dengan seorang gadis yang ternyata pacarnya, lalu sahabat ku yang menyatakan perasaannya.
“Bagaimana mungkin aku menerima Eunhyuk~oppa, dia kan sahabatku sejak kecil? ia... Arrrgghhh!! Apa aku salah??! Ya, Aku baru saja menolaknya! Uhh.... kenapa aku merasa berdosa, kenapa aku merasa menyesal?!” aku bergumam sendiri. “dan Siwon~oppa. Oke, aku cukup kaget dan sedikit cemburu tapi kenapa aku tidak menangis? Seakan aku rela-rela saja ia bersama gadis itu. Apa aku hanya mengaguminya tetapi tidak mencintainya?? Aku pussiiiiing.....” aku menyumpalkan kepalamu di bantal. Berharap kebingungan hari ini cepat berlalu.

Sore berikutnya ternyata masih terasa kaku. aku merasa canggung ketika bersama Eunhyuk. Ketika kami pergi ke toko roti bersama. Sepanjang jalan kami tidak bicara sama sekali. Eunhyuk yang biasanya menjahiliku setiap kali bertemu, kini benar-benar diam.
“bodoh!! Kenapa aku tidak bisa bersikap seperti biasa...” kataku dalam hati.
“Ehmm... Kau sedang sakit???” tanyaku berusaha mencairkan suasana.
“Aku tidak apa-apa, mungkin hanya tidak enak badan...” jawab Eunhyuk.
“Kau sudah minum obat..” Eunhyuk menggeleng. aku mengambil posisi didepan Eunhyuk berusaha menyentuh dahinya memastikan ia tidak demam. Eunhyuk tidak terlalu memperhatikan ulahku, ia terus melangkah maju sedangkan aku berjalan mundur untuk mengimbangi langkahnya
“Sudah ku bilang aku tidak apa-apa..”
“Tapi kau tidak enak badan...” kataku sambil tetap berusaha mencapai dahinya.
“Ku bilang....” perkataan Eunhyuk terhenti begitu juga langkahnya ketika kalian sadar jarak wajahku dan wajahnya hanya tinggal setengah senti. 1... 2... 3... 4... 5... 6... 7... detik kami terdiam aku langsung berbalik dan meneruskan langkahku. Berusaha meninggalkan keadaan super canggung itu.

Di toko roti pun, aku tidak bisa konsentrasi penuh bekerja. Pikiranku tidak karuan.
Petang tiba dan kami bersiap untuk pulang. Tiba-tiba Kangin datang dengan wajah geram, lalu memarahiku.
“Apa-apaan ini???!!!” katanya.
“Ada apa??” aku bingung. Entah tahu darimana Kangin, hingga ia bisa mengetahui bahwa aku salah menghitung belanjaan salah satu costumer.
“kau salah menghitung belanjaan salah satu costumer!”
“Ha?!!” aku hampir tidak percaya dengan omelan Kangin padaku. Eunhyuk yang dari tadi berada disampingku pun tidak kalah kaget.
“tenang dulu... aku tidak yakin itu kesalahannya sepenuhnya..” Eunhyuk berusaha menenangkan.
“bagaimana mungkin!!! aku mengalami kerugian hari ini. Yang tugas menjaga kasir kan yeoja ini.” Kata Kangin sambil menunjukku. aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. aku sadar aku lah yang salah.
“Maafkan aku...” kataku sambil tertunduk.
“Maaf?!! Aku tidak mau tahu... kau harus bertanggung jawab..”
“Baiklah....”
“Oke, besok tanggal 1 Desember seharusnya aku tutup. Tapi besok ku buka dan kau yang harus bekerja sendiri dari jam 7 pagi hingga jam 11 malam. Ku harap kau tidak sakit. Sampai jumpa...” Kangin langsung pergi tanpa menghiraukan ku.
“Hey!! Tunggu...!!! itu bukan salahnya!!” sergah Eunhyuk tiba-tiba. Kangin segera berbalik. aku terkejut dengan perkataan Eunhyuk.
“Hyukkie~oppa....” aku setengah berbisik sambil menatap Eunhyuk bingung.
“Aku harus jujur. Aku yang menjaga kasir tadi, bukan dia..”
“Kenapa kau diam saja dari tadi!!! heh?!!” suara Kangin meninggi. “Pengecut sepertimu harus diberi pelajaran lebih.”
“Apa yang harus ku lakukan??” suara Eunhyuk terdengar menentang Kangin.
“lakukan apa yang kusuruh pada yeoja itu dan.... tidak ada gaji untukmu minggu ini..” Kangin berjalan meninggalkanku dan Eunhyuk.
“Hefffpp....” ketika aku ingin bicara, Eunhyuk langsung menutup mulutku dan menarik tanganku dengan tangan sebelahnya.
Sepanjang jalan sambil meronta-ronta aku berusaha melepaskan diri dari Eunhyuk. Setelah hampir sampai dirumah ku, ia baru melepaskan tangannya.
“Apa maksudmu dengan semua ini???!!!! Heh!!! Kau bodoh!!!” omelku pada Eunhyuk atas kebodohannya yang mau berbohong untuk menjalani hukuman yang seharusnya aku jalani. Eunhyuk tidak menghiraukan omonganku sedikitpun. Ia tetap meneruskan langkahnya.
“Kau dengar aku???!!!” Eunhyuk tetap tak bergeming. Tapi tiba-tiba ia menghentikan langkahnya tepat didepan rumahku.
“Kau bilang kemarin kau punya tugas akhir tahun yang harus kau kumpulkan disekolah. Dan kau hanya punya waktu untuk itu tanggal 1 Desember, bukan??? Jangan tanya apa-apa lagi. Semoga kau dapat nilai baik, Candy..” katanya sambil tersenyum lalu meneruskan langkahnya menuju kerumahnya. Kali ini aku tidak meneriakinya lagi karena ia memanggilku Candy.
“Tapi kau kan sedang sa...” belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, Eunhyuk sudah menutup pintu rumahnya, aku bisa lihat itu dari depan rumahku. aku masuk kerumahku dengan perasaan serba tidak nyaman.

1 Desember larut malam, tugas akhir tahunku baru saja selesai.
“Fuih, akhirnya selesai juga...”. tiba-tiba aku ingat tentang Eunhyuk. Firasatku langsung terasa buruk. aku menelpon Eunhyuk tapi tidak ada jawaban. aku langsung keluar rumah. Ditengah dinginnya udara diluar, aku langsung kerumah Eunhyuk. Beberapa kali aku memencet bel, tapi tidak juga ada yang membukakan pintu. aku tahu, Dirumah Eunhyuk tidak ada orang lain selain dia.
“Toko roti!! Apa dia tertidur disana....” aku bergumam. Karena udara yang terlalu dingin, akupun mengeluarkan mobil Appa ku yang kuncinya bisa aku dapatkan dengan mudah berada diatas meja makan. aku langung menuju Toko roti. Toko itu sudah tutup. Tidak mungkin ada orang didalam. aku memutuskan untuk pulang, berharap bertemu Eunhyuk dijalan. Ditengah jalan. aku melihat ada yang aneh, aku menghentikan mobilku dan turun, lalu..
“Hyukkie~Oppaaa.........” aku melihat Eunhyuk tergeletak tidak sadarkan diri dipinggir jalan. Wajahnya hampir membiru. Dengan susah payah aku menggotong Eunhyuk untuk masuk ke mobil.
Hingga tiba di rumah Eunhyuk, kunci rumah yang berada disaku nya yang membuatku bisa masuk kerumahnya.
Di kamar nya.
“Oppa... maafkan aku.. kau memang bodoh... kau kan sedang sakit, tidak usah sok pahlawan menggantikan hukumanku...” aku marah-marah sambil menangis dihadapan Eunhyuk yang masih belum sadarkan diri. Saat itulah aku menyadari, betapa aku juga menyayanginya bahkan lebih dari itu. Firasatku, kecemasan ku, dan takdir ini...
Karena kelelahan, akupun tertidur disofa. aku terbangun ketika jam menunjukkan pukul 6 pagi. Mendapati diriku yang tertutup selimut.
“Kenapa tadi malam tidak dingin sama sekali??” gumamku sambil meraba-raba badanku. “Selimut??? Oppa.. tidak mungkin...” aku bergumam. aku lihat Eunhyuk belum juga bangun. Tanpa alasan yang jelas, aku keluar kamar menuju taman kecil yang berada diantara rumah ku dan rumah Eunhyuk.
aku berdiri melamun sambil memandangi taman kecil itu. Taman itulah saksi bisu persahabatan kami. Ketika kami kecil, disanalah kami main kejar-kejaran. aku yang sering jatuh dan menangis, Eunhyuk lah yang menggendongku di punggungnya dan membawa kerumahku. Eunhyuk yang sering melempari kepala ku dengan gumpalan kertas dari jendela kamarnya ke jendela kamarku yang memang berseberangan. aku menutup mataku, mengingat-ingat berbagai kejadian tak terlupakan ketika kalian masih kecil... Tergurat sebuah senyuman diwajahku. aku seakan mendapat sebuah jawaban dari kebingunganku selama ini. Tapi senyuman itu juga dibarengi dengan air mata yang sebenarnya tidak ingin aku teteskan.
Tiba-tiba saja aku merasakan tubuhmu hangat. Lebih hangat dari selimut tadi malam. Semakin lama semakin terasa hangat. aku juga merasakan degupan dipunggungku, degup jantung seseorang. aku tahu apa yang terjadi. aku balik memeluk Eunhyuk. Air mata ku semakin tidak bisa dibendung dan mengalir membasahi bajunya.
“Oppa... Aku minta maaf.... ” kataku didalam pelukan Eunhyuk. Eunhyuk hanya diam, “Saranghae yo...” ucapku lirih. Eunhyuk masih saja diam. “bukan sebagai sahabat tetapi... sebagai pacarku....” sambungku.. aku masih benar-benar tidak mendengar sepatah kata-pun yang keluar dari bibir Eunhyuk yang aku rasakan justru pelukannya yang lebih erat dan semakin erat. akupun membenamkan wajahku didadanya berharap merasakan perasaannya...

THE END

0 comments on "FF: Saranghae, My Bestfriend"

Post a Comment

 

Destyy's world Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez